Khutbah Idul Fitri 1438 H :
Kita Tak Bisa Sembunyi
الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا
إله إلا الله الله أكبر ولله الحمد
اَلْحَمْدُ للهِ
الَّذِيْ كَتَبَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ الصِّيَامَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ،
وَأَنْزَلَ فِيْهِ الُقُرْانَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنْ الْهُدَى
وَالْفُرْقَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْـدَهُ لاَ شَـرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَّلِّ
وسلم عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَأَصْـحَابِهِ
ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى اخِرِ الزَّمَانِ، أما بعد: فَيَا مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا اللهَ فَقْدْ
فَازَ الْـمُتَّقُوْنَ. وَقَدْ قـَالَ اللهُ تَعاَلَى فِي الْـقُرْاَنِ
الْكَرِيْمِ:
Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT. kita semua bergembira telah dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan. Bulan diwajibkannya shiyam dan diturunkannya Al-Quran sebagai hidayah untuk manusia. Bulan penuh berkah dan rahmat serta bulan pembinaan kaum muslimin menuju derajat muttaqiin.
Banyak sudah pelajaran dan
kesadaran yang telah kita dapatkan.
Pertama, kita sadar bahwa Allah
selalu bersama kita. Kita tak bisa bersembunyi
dan tak ada yang bisa kita sembunyikan sama sekali. Kita benar-benar
sadar, maka saat berpuasa meski di tempat yang sangat sepi dan kita
sendirian tak mungkin kita diam-diam minum air meski hanya seteguk. Bahkan air
sesetes pun kita jaga agar tidak sampai masuk ke dalam tenggorokan kita.
Mengapa? Karena kita sadar bahwa Allah melihat kita. Meski kita sendirian tetap
dilihat Allah. Meski satu tetes juga tetap dilihat oleh Allah. Karena kita merasa
bahwa Allah selalu bersama dengan kita dan kita selalu dilihatnya, maka meski
subuh kurang satu menit kita pun sudah tak mau makan dan minum lagi, dan begitu
juga meski maghrib kurang satu menit kita juga tak mau berbuka. Sungguh luar
biasa. Puasa telah menyadarkan kita akan pengawasan Allah atas
diri kita hingga pada tingkat yang sekecil-kecilnya. Inilah derajat keimanan
yang paling tinggi yaitu derajat ihsan.
أنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأنَّكَ تَرَاهُ فإنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فإنَّهُ
يَرَاكَ
“Kamu beribadah kepada Allah
seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan bila kamu tidak melihat-Nya, maka kamu sadar
bahwa Ia melihatmu.” (HR. Muslim).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Tentu kesadaran seperti ini bukan hanya dimaksudkan saat kita puasa di bulan Ramadhan saja. Tapi hendaknya kita wujudkan dalam kehidupan kita secara keseluruhan. Di mana pun kita berada. Di kantor atau di pasar. Di rumah sendiri, atau di hotel saat tak ada istri/suami. Betapa indahnya apabila semua pejabat, pegawai negeri dan para pengusaha tak ada yang korupsi, karena sadar berapapun uang diambil adalah dilihat oleh Allah. Bukan karena adanya pengawasan jaksa, KPK atau polisi. Allah berfirman:
“Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur…” (Al-Baqarah: 255)
Kedua, kita sadar untuk selalu
bersyukur kepada Allah. Indah sekali
puasa telah membuat kita sadar akan arti pentingnya selalu bersyukur
kepada-Nya. Dengan puasa kita rasakan betapa nikmat segarnya air, dan
makanan-makanan lainnya, yang semuanya adalah merupakan anugerah Allah.
Kita sadar, bahwa tanpa rahmat
dan nikmat dari pada-Nya maka betapa susahnya hidup ini. Saat berpuasa,
Alhamdulillah saat berbuka tersedia air, makanan dan minuman. Sehingga terasa
betapa nikmat.
Manusia adalah makhluk yang
paling banyak menerima nikmat dari Allah. Semua Allah ciptakan untuk manusia.
Tapi sangat sedikit yang pandai bersyukur kepada-Nya. Padahal dengan bersyukur,
nikmat dilipat gandakan dan selalu ditambah. Sedang bila manusia kufur nikmat,
maka terjadilah bencana dan mala petaka. Allah berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim: 7)
Ketiga, kita sadar melakukan
kewajiban baru setelah itu menerima hak. Banyak orang yang hanya pandai menuntut hak tapi tak pandai menunaikan
kewajiban. Maka jadilah akhirnya hak itu tak pernah ia dapatkan. Karena tak
logis seseorang mendapatkan hak padahal kewajiban tak ditunaikan. Orang yang
sukses adalah orang mau dengan baik melaksanakan kewajiban, baru setelah
mendapatkan hak.
Puasa benar-benar menyadarkan
kita semua akan adanya hukum hak dan kewajiban ini. Kita menjalankan puasa,
lalu kita dapatkan hak untuk berbuka. Kita lakukan perintah-perintah Allah dan
kita tinggalkan larangan-larangan-Nya selama kita berpuasa, dan kita diberikan hak
untuk dikabulkannya doa. Allah berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186).
Inilah jalan yang lurus, benar
dan logis. Memenuhi panggilan Allah, beriman kepada-Nya lalu silakan untuk
minta dan berdoa kepada-Nya. Banyak orang yang tak malu; minta masuk surga tapi
shalat tak mau. Banyak minta dan berdoa kepada Allah, tapi saat dipanggil Allah
tidak datang. Saat senang lupa kepada Allah, tapi saat susah baru ingat dan
berdoa kepada Allah. Nabi bersabda:
تَعرَّفْ إِلَى اللهِ في الرَّخَاءِ يَعْرِفكَ في الشِّدَّةِ
“Ingatlah kepada Allah saat
senang niscaya Allah ingat kepadamu saat susah.” (HR. Ahmad)
Keempat, kita sadar bahwa
kebersamaan adalah indah dan penuh berkah. Puasa Ramadhan membuktikan bahwa kebersamaan (berjamaah) adalah penuh
berkah dan menjadikan sesuatu yang berat menjadi sangat ringan. Bukankah
berpuasa itu sebenarnya berat? Bukankah sebenarnya Shalat Tarawih itu berat?
Namun karena kita lakukan berjamaah (bersama-sama) maka menjadi terasa sangat
ringan dan indah sekali.
Inilah ajaran berjamaah. Kita
umat Islam ini adalah umat yang satu. Andaikan semangat dan spirit kebersamaan
ini benar-benar kita wujudkan maka kita pasti menjadi umat yang paling baik,
kuat dan hebat. Tak mungkin tertandingi. Apa yang tak bisa dilakukan umat Islam
ini andaikan bersatu padu?! Tapi sebaliknya, ketika kita tidak bersatu padu,
bercerai berai, karena faktor beda suku, bahasa, organisasi, partai, madzhab,
maka inilah musibah. Kita umat Islam meskipun sangat besar tapi nyaris tak
memiliki kekuatan apa-apa. Apa yang bisa kita lakukan saat saudara-saudara kita
di Palestina dibantai oleh kaum Yahudi
yang kecil itu? Kita hanya bisa kaget-kaget saja. Padahal kaum Yahudi sudah
bertahun-tahun berbuat biadab seperti itu dan menguasai Masjidil Aqsha.
Puasa Ramadhan hendaknya segera
menyadarkan kita semua untuk berjamaah secara benar. Yaitu berjamaah atas dasar
Islam. Bukan berjamaah atas dasar organisasi, partai, suku atau bangsa. Kita
boleh saja memiliki suku, bangsa, bahasa, organisasi, madzhab, partai yang
berbeda-beda, tapi kita semua haruslah berjamaah dan bersatu padu di bawah
ikatan Islam. Bukankah saat Ramadhan kita kompak berpuasa dan beribadah,
meskipun kita memiliki suku yang berbeda, bangsa yang berbeda, organisasi yang
berbeda, partai yang berbeda?
Marilah kita buang fanatisme
sempit yang membuat umat Islam bercerai berai. Mari kita masuk dalam ikatan
Islam yang utuh dan satu. Nabi bersabda:
وَكُونُوا عِبَادَ الله إخْوَاناً
“Jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara.” (HR. Muslim)
Keenam, kita sadar bahwa hakikat
diri kita adalah jiwa bukan tubuh. Puasa menyadarkan kita bahwa tubuh ini hanyalah rangka atau rumah belaka.
Hakikat manusia adalah jiwanya. Cepat atau lambat tubuh ini pasti akan kita
tinggalkan. Dan kalau sudah kita tinggalkan maka tak berarti dan tak bernilai
sama sekali.
Maka betapa merugi orang yang hanya
sibuk mengurusi kesehatan jasmaninya saja, sementara ruh dan jiwa tak pernah
diberikan haknya. Betapa buruknya orang yang hanya sibuk makan dan minum hingga
tak peduli halal dan haram, padahal jasmani ini bakal dikubur dan
dijadikan santapan cacing dan binatang yang ada dalam tanah.
Puasa menyadarkan kita, bahwa
jiwa inilah yang terpenting. Ruh inilah yang tetap ada dan bakal mendapatkan
balasan. Nabi bersabda:
إنَّ الله لا ينْظُرُ إِلى أجْسَامِكُمْ ، ولا إِلى صُوَرِكمْ ، وَلَكن
ينْظُرُ إلى قُلُوبِكمْ وأعمالكم. (رواه مسلم)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat
tubuh-tubuh kamu dan juga tidak melihat kepada rupa-rupa kamu. Tetapi Allah
melihat kepada hati kamu dan amal perbuatan kamu.” (HR. Muslim)
Ketujuh, kita sadar bahwa semua
kenikmatan dunia hanyalah sementara, tanpa Agama adalah sia-sia bahkan membawa celaka. Yang kaya di dunia ini
sementara. Yang sehat juga sementara. Yang cantik, sementara. Yang muda,
sementara. Pejabat, sementara. Dan semua itu menjadi sia-sia, bahkan menjadi
sumber mala petaka, bila tidak dilandasi dengan Agama yang baik. Betapa
banyaknya yang kaya akhirnya menderita karena tak memegang teguh Agama. Betapa
banyaknya pejabat tinggi yang akhirnya jatuh hina karena tidak istiqamah.
Betapa banyak rumah tangga menjadi berantakan setelah ekonomi meningkat
sementara iman menurun.
Inilah puasa menyadarkan kepada
kita bahwa peningkatan materi duniawi yang tak diiringi dengan peningkatan
keimanan dan ketaqwaan, hanyalah mempercepat penderitaan. Maka pembangunan
fisik saja tanpa dilandasi dan iringi dengan ketaatan dalam beragama, maka itu
tidak akan membuahkan kemakmuran, tapi justru mempercepat kehancuran. Allah
berfirman:
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا
فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
“Dan jika Kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup
mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan
dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan
(ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
(Al-Isra’: 16)
Kedelapan, kita sadar bahwa
kesulitan membawa kemudahan.
Perjuangan membawa kemenangan.
Puasa mendatangkan hari raya. Inilah kaidah penting yang harus kita camkan.
Siapa saja yang ingin sukses, tidaklah mungkin tidak menghadapi kesulitan. Tak
ada orang yang sukses tanpa perjuangan. Siapa yang hanya berpangku tangan, maka
cukuplah udara hampa yang didapatkan. Puasa mengajarkan kita semua, tak mungkin
bisa merasakan nikmatnya berbuka dan hari raya kecuali yang telah berpuasa
dengan baik.
Wahai anak-anak dan para pemuda. Yang yatim dan yang papa. Yang sedang sakit dan yang
lemah. Jangan anggap kesulitan itu rintangan. Sesungguhnya kesulitan adalah
tangga manis untuk mengantarkan kesuksesan. Allah berfirman:
“Maka sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap.” (Al-Insyrah: 5-8)
Kesembilan, kita sadar bahwa
dalam hidup ini hendaknya saling cinta mencintai.
Puasa telah mengajarkan kita
empati dan berbagi terhadap sesama. Kita berpuasa tapi ada makanan untuk
berbuka. Kita berpuasa tapi hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Ada di
antara kita yang berpuasa tapi tak ada makanan untuk berbuka dan tanpa batas waktu
karena memang tak ada. Itulah maka semuanya kita di akhir Ramadhan diwajibkan
menunaikan zakat fitrah, untuk kaum fakir dan miskin.
Jadi puasa mengajarkan kita semua
untuk saling berbagi dan cintai mencintai. Nabi bersabda:
لاَ تَدْخُلُوا
الجَنَّةَ حَتَّى تُؤمِنُوا ، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا ،. (رواه مسلم)
“Tidaklah kamu masuk Surga
sehingga kamu beriman kepada Allah, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu
saling cinta mencintai.” (HR. Muslim)
Kesepuluh, kita sadar bahwa Allah
sangat mencintai kita semua.
Kepadahamba-hamba-Nya yang
beriman ini. Umat Nabi Muhammad Saw..
Allah menganugerahkan Ramadhan
yang penuh berkah. Allah telah membuka pintu-pintu Surga. Allah telah menutup
semua pintu neraka. Setan pun dibelenggu. Pahala dilipatkan gandakan dengan
melimpah ruah. Lailatul qadar yang lebih baik daripada seribu bulan telah
dianugerahkan. Inilah kecintaan Allah kepada kita umat Nabi Muhammad yang
beriman.
Tinggal apakah kecintaan Allah
ini kita balas dengan ketaatan atau kedurhakaan. Betapa buruknya bila kecintaan
ini kita balas dengan kemaksiatan. Betapa buruknya bila panggilan-Nya yang
penuh dengan kecintaan ini kita sambut dengan pura-pura tidak mendengar. Betapa
buruknya, bila hari raya yang penuh berkah (bergemuruh takbir, tahlil dan
tahmid ini) lalu kita susul dengan pesta dosa. Betapa buruknya, bila kita
kumpul bersuka cita sekarang di sini shalat idul fitri, tapi besok pagi tak
lagi kita tak mampu melangkahkan kaki ke masjid untuk shalat subuh dan
shalat-shalat lainnya. Betapa buruknya, bila di bulan Ramadhan masjid ramai,
tapi setelah itu kembali sepi dan sunyi. Ya Allah ampuni kami.. ya Allah kami
mohon cinta-Mu…
Allahu akbar 3x walillahilhamd..
Ya Allah, betapa indah Ramadhan
yang Engkau anugerahkan kepada kami. Telah membuat kami semua memiliki
kesadaran yang penuh. Sehingga dengan Ramadhan kami merasakan ketenteraman,
kenikmatan dan kebahagiaan. Ibadah mudah kami lakukan. Masjid-masjid penuh
dengan para jamaah yang shalat, berdzikir dan membaca Al-Quran. Tapi kini,
Ramadhan yang penuh berkah itu telah pergi.
Ma’asiral Muslimin
rahimakumullah.. Betapa cepat Ramadhan berlalu. Betapa indah kenangan yang
ditinggalkannya. Rasanya baru kemarin datang, tapi kini telah meninggalkan kita
semua. Dan, tak mungkin kita minta kembali lagi. Memang Ramadhan pasti akan
datang lagi di tahun depan. Tapi, apakah kita masih hidup? Wallahu a’lam. Ajal
bisa kapan saja datang. Tak pandang yang tua maupun yang mudah. Yang sakit
maupun yang sehat. Yang miskin atau yang yang kaya. Yang susah maupun yang
sedang pesta. Tak ada yang bisa lari dan tak ada yang bisa sembunyi dari
kematian ini. Allah berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ
مُشَيَّدَةٍ
“Di mana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh..’ (An-Nisa’: 78)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)
Allahu akbar 3x wa lillahil hamd.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..
Mari kita bershalawat buat Nabi
Muhammad. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga beliau, sahabat beliau dan umat beliau yang
setia hingga akhir zaman.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمينَ
وَالْمُسْلِماتِ اَلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa
kami, kedua orang tua, guru-guru kami, dan saudara-saudara kami, kaum Muslimin
semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Ya Allah, hanya
kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Hanya
kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih
sayang-Mu. Kami takut azab-Mu, karena azab-Mu sangat pedih.
Ya Allah, jagalah kami dengan
Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan
duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jagalah kami dengan
Islam saat kami sehat maupun saat kami sakit. Jangan cabut nyawa kecuali kami
dalam kondisi beragama Islam dan husnul khatimah.
Ya Allah, Engkau yang
menyelamatkan nabi Nuh dari taufan badai dan banjir yang menenggelamkan dunia,
Engkau yang menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api menyala, Engkau yang
menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Engkau yang menyelamatkan Yunus dari
gelapnya perut ikan, Engkau yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir
Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan Ahzab angkara murka. Ya
Allah, hancurkanlah orang-orang yang tak suka dengan Agama-Mu, yang menghina
Kitab-Mu, Yang mempermainkan Syari’at-Mu.
Ya Allah, tolonglah
saudara-saudara kami yang sedang berjuang di Palestina. Selamatkan mereka, kaum
wanita dan anak-anak mereka. Ya, Allah hancurkan pasukan Yahudi Zionis yang
telah berbuat kerusakan di sana dan bangsa-bangsa lainnya yang telah menyokong
dan membantu mereka. Ya, Allah amankan dan selamatkan Masjidil Aqsha.
Ya Allah persatukanlah kami kaum
Muslimin, untuk mengamalkan dan menegakkan Agama-Mu. Dan, karuniakanlah kepada
kamu keberkahan dari langit dan bumi. Jangan biarkan kami bercerai-berai.
Laa ilaaha illa anta subhanaka
innaa kunnaa minadhdhaalimiin…3X
Ya Allah, yang mendengar rintihan
hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah, lindungi kami, masyarakat kami, dan
anak-anak kami dari berbuat dosa dan godaan Setan. Jangan segera Engkau
lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin
bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat ‘Idul Fitri
kembali. Ya Allah, jangan biarkan orang-orang yang sengaja merusak kesucian
‘Idul Fitri dengan pesta dosa dan kemaksiatan. Yang membuat masyarakat kami
rusak dan anak-anak kami hancur. Ya Allah, jauhkan mereka dari kami.
Ya Allah, tolonglah
saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesedihan, dan musibah, para janda,
anak-anak yatim, kaum lemah, dan para fakir-miskin. Sembuhkan yang sakit.
Tolong dan lindungi mereka yang ditimpa musibah. Anugerahkan kebahagiaan kepada
mereka. Siramilah mereka dengan rizki yang melimpah dari sisi- Mu yang penuh
berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan menyantuni mereka. Ampuni
kami, ya Allah.
Ya Allah, kumpulkanlah hati-hati
kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah di jalan ketaatan
kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu, dan ikatlah di atas janji setia demi
membela syari’at-Mu. Ya Allah, padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu
yang beriman dan bertakwa.
Ya Allah, lepaskanlah dan
jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa zhalim, fasik, dan kafir. Anugerahkan
kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur dan amanah, yang
menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, menerapkan Syariat-Mu,
dan membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhai.
Ya Allah, selamatkanlah kami,
anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami, dan umat kami dari
badai krisis, fitnah, bencana, dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah, janganlah Engkau
goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan tetapkan hati kami di atas
agama-Mu.
Ya Allah, jadikanlah hari terbaik
kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah amal terbaik kami
sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya
Allah, limpahkanlah rahmat, ampunan, dan hidayah-Mu kepada kami semuanya.
Aamiin.. aamiin ya Rabbal ‘alamin..
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ,
وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين,
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى
الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
nah jika teman-teman pembaca ingin mendownload langsung format doc sudah saya sediakan, bisa di download di bawah ini :
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon